| #Singaporetrip - Oktober 2014 |
Maria. Serena. Simona. Ana. Agnieszka. Petra. Caroline. Eugenie.
Kamu pilih siapa?
Kalau saya, saya pilih semua!
![]() |
Go Maria! Go Agi! |
Jangan tanya apa rasanya bisa melihat langsung Serena Williams di depan mata, hanya terpisah jarak kurang dari 10 meter. Atau, mendengar langsung teriakan khas Maria Sharapova tiap kali memukul raket.
Buat saya, keduanya adalah Beyonce dan Taylor Swift-nya dunia tenis.
Jumat, 24 Oktober 2014
Kekhawatiran akan berpanas-panas ria di bawah matahari Singapura selama berjam-jam langsung sirna saat menaiki tangga menuju Singapore Indoor Stadium tempat turnamen berlangsung. Ah tentu saja, di tiket sudah tertulis dengan jelas lokasinya adalah lapangan indoor! Ada-ada saja, pikir saya sambil menertawai kekhilafan itu. Jujur saja, saya sudah siap dengan kacamata hitam, kipas dan tentunya sundress berbahan tipis. Yang terjadi kemudian saya malah sukses kedinginan!
Pertandingan pertama yang saya saksikan adalah duel antara ratu lapangan tenis sekaligus favorit penonton Maria Sharapova, dan petenis favorit saya, Agnieszka Radwanska. Saat itu tempat duduk saya strategis sekali, di kategori terdepan (Premium), tepatnya di baris keenam dari depan.
Hari itu adalah pertandingan terakhir di babak grup, untuk menentukan dua pemain di masing-masing grup yang berhak maju ke semifinal. Layaknya menonton konser musisi favorit, perasaan saya campur aduk. Girang, haru sekaligus merinding di saat bersamaan. Ah, akhirnya kesampaian juga obsesi satu ini!
Dan saya sungguh tak dikecewakan. Pertandingan berlangsung seru dengan kejar-mengejar poin yang sangat ketat. Saking serunya, gemuruh sorakan penonton seolah akan meruntuhkan stadion. Bisa ditebak, mayoritas meneriakkan Go Maria. Sedangkan saya dan segelintir lainnya terus menyambar dengan teriakan Go Agi! Setelah pertarungan tiga set yang mendebarkan, akhirnya baik Agnieszka maupun saya harus mengakui ketangguhan seorang Maria. Well done, Masha!
Minggu, 26 Oktober 2014
![]() |
The Champions of 2014: Ms. Serena Williams Runner Up: Ms. Simona Halep |
Seperti prediksi banyak orang, Serena Williams maju ke babak Final. Lawannya, petenis Rumania yang tiba-tiba melejit di tahun 2013 dan dinobatkan asosiasi tenis wanita WTA sebagai Most Improved Player 2013. Sayang, babak final tak berjalan seseru dua pertandingan di hari Jumat sebelumnya. Serena tampil terlalu tangguh dan pertandingan berlangsung dua set saja tanpa aksi kejar-mengejar poin yang ketat. Sedikit kecewa memang, tapi kurang beruntung apalagi saya?
Tak cuma melihat Serena dan Simona, malam itu hadir pula dua legenda tenis Billie Jean King dan Chris Evert sebagai tamu kehormatan. Sekali lagi, saya sungguh beruntung.
Apa sih istimewanya WTA Championships?
Ajang ini merupakan turnamen terakhir yang menutup musim kompetisi setiap tahunnya. Levelnya kerap disandingkan dengan turnamen Grand Slam karena perhelatan satu ini hanya diisi pemain-pemain terbaik. Tepatnya, mempertemukan 8 petenis putri berperingkat 1-8 di musim kompetisi berjalan. Macam sekolah, inilah ujian akhir untuk menentukan pemain yang berhak menyandang predikat "Terbaik" di tahun tersebut. Nah, kurang istimewa apalagi?
Beberapa tahun lalu, tak pernah terpikirkan bahwa ajang ini bisa digelar di Asia Tenggara. Harap maklum, setelah era Yayuk Basuki dan Tamarine Tanasugarn dari Thailand, kiprah petenis asal Asia Tenggara hampir tak terdengar lagi. Jadi, kebayang dong girangnya saya saat mengetahui Singapura berhasil mendapatkan kontrak untuk menggelar turnamen ini selama 5 tahun ke depan.
Perhelatan perdana di negara singa ini berlangsung dari 17-26 Oktober 2014. Dimulai dengan kompetisi tambahan yang menghadirkan para petenis rising stars (23 tahun ke bawah) di minggu pertama, dan dilanjutkan dengan kompetisi utama mulai 20 Oktober 2014. Sebagai bonus, diselenggarakan juga pertandingan hiburan yang mempertemukan para legenda seperti Martina Navratilova dan Tracy Austin.
Mendapatkan tiket pertandingannya mudah saja. Sejak Mei 2014, tiket sudah dijual di www.sportshub.com.sg dan bisa langsung di-print sendiri. Harganya bervariasi, dibedakan berdasarkan kategori kursi (Premium, Cat.1&2), dan dipatok semakin mahal untuk babak-babak penentuan. Selain itu, tiket untuk laga di sesi malam dibanderol dengan harga lebih mahal dibandingkan tiket untuk sesi siang.
Berikut rinciannya, belum termasuk booking fee sebesar SIN$2-4:
- SIN$16.90-128.90 untuk periode 20-24 Oktober
- SIN$63.90-159.90 untuk Semifinal 25 Oktober
- SIN$84.90-195.90 untuk Final 26 Oktober
(Catatan: kala itu SIN$1 sekitar Rp 9.200)
Saya memutuskan membeli tiket untuk Jumat 24 Oktober (babak penentuan juara grup, sesi siang) dan Minggu 26 Oktober (babak Final). Tersirat keinginan membeli tiket Premium untuk kedua hari tersebut. Namun demi penghematan, saya pun memutar otak dan muncul dengan strategi membeli tiket Premium di hari Jumat kala harganya masih bersahabat. Akhirnya, tiket Premium seharga SIN$56.80 (Jumat) dan kategori 1 seharga SIN$129.30 (Final) jatuh ke tangan.
Dengan kedua tiket itu, saya berhak menonton 4 pertandingan, termasuk Final sektor Ganda yang berlangsung sebelum Final sektor Tunggal. Pada akhirnya, saya harus melewatkan Final Ganda karena memilih untuk nonton bareng Gone Girl-nya Ben Affleck bersama dua teman yang tinggal di Singapura.
Ketiga pertandingan yang saya hadiri yaitu laga Maria Sharapova (Rusia) vs Agnieszka Radwanska (Polandia), Petra Kvitova (Ceko) vs Caroline Wozniacki (Denmark), dan tentunya Final antara Serena Williams (AS) vs Simona Halep (Rumania). Artinya, saya berhasil menikmati aksi 6 dari 8 petenis yang berlaga. Lumayan banget kaan? J
Akhirnya, satu lagi isi bucket list saya berhasil diwujudkan. Checked!
Tertarik? Tenang saja, masih ada kesempatan menikmati perhelatan akbar ini di tahun 2015 hingga 2018 mendatang. Supaya tak ketinggalan infonya, rajin-rajinlah mengecek situs WTA Tennis mulai April ini untuk mengetahui jadwal penjualan tiket online.
***
✈: Air Asia
No comments:
Post a Comment