21 June 2014

Panduan Paris Metro

| Bagian 5 #Eurotrip, Maret 2014 |

Sebelum bertualang dengan Paris Metro, mari berkenalan lebih dekat dengan moda transportasi massal ini untuk menghindari keribetan dan kebingungan saat berkeliling The City of Light, Paris.

Paris Metro dalam Angka
16 koridor (1-14 plus 3b dan 7b)
300 stasiun (umumnya underground stations)
05.30 - 00.40 (Senin - Kamis) 
05.30 - 01.40 (Jumat - Minggu)


Pembagian Zona 

Secara umum, wilayah Paris dan sekitarnya dibagi ke dalam 5 zona untuk menentukan perbedaan tarif transportasi publik. Semakin jauh letaknya, semakin mahal pula tarifnya. Bepergian ke zona 4 dan 5 misalnya, akan lebih mahal dibandingkan zona 1-3.

Kelima zona ini dilalui jaringan Bis, Metro, RER & Transilien (intercity trains). Paris Metro sendiri terentang di dalam zona 1-2 (Central Paris), dan terhubung langsung dengan jaringan kereta RER dan Transilien di beberapa stasiun besar.

Objek-objek wisata terkenal umumnya berada di dalam zona Central Paris yang dilayani Metro. Namun, jika ingin berkunjung ke Versailles (zona 4), Disneyland dan Fountainebleau (zona 5), maka harus melanjutkan dengan kereta RER/Transilien di stasiun-stasiun tertentu. Oya, jangan lupa membeli tiket RER/Transilien di loket jika memang hanya memegang tiket zona Central Paris.

Ribet? Awalnya ya. Jika pernah mencoba MRT di negara-negara Asia atau minimal terbiasa menggunakan Transjakarta, menaklukkan Paris Metro akan lebih mudah dan cepat.

Peta diambil dari www.aparisguide.com























Jenis Tiket dan Tarif

Paris menerapkan tarif flat untuk single ticket sekali jalan yang disebut Ticket t+. Harga per lembarnya 1,80 Euro saja. Bisa dibeli satuan atau dalam paket 10 lembar yang disebut Carnet (baca: kar-ney) dengan harga diskon 20 persen menjadi 13,70 Euro. Tiket ini berlaku untuk penggunaan di seluruh koridor Metro, termasuk kereta RER khusus zona 1. 

Selain itu, tersedia juga jenis tiket yang berlaku harian untuk jumlah penggunaan tak terbatas. Mobilis atau day ticket berlaku selama 24 jam dan ditawarkan dalam beberapa pilihan berdasarkan zona. Nah, tinggal dipilih tiket yang sesuai dengan zona lokasi tujuan. Khusus untuk tiket jenis multi-day (Paris Visite) yang memang ditujukan bagi turis, tersedia dalam pilihan 1,2,3, dan 5 hari dengan berbagai pilihan zona. Karena tak mau pusing soal zona, saya memilih untuk membeli tiket Carnet. 

Tiket bisa dibeli langsung di loket atau lewat mesin otomatis (khusus Paris Visite harus lewat loket). Pembelian via mesin hanya menerima koin dan kartu kredit ber-smart chip. Biar gak grogi kesandung teknologi dan kendala bahasa, saya sampai googling loh cara menggunakan mesin otomatis itu. Ternyata ada kok panduan step by step lengkap dengan foto tampilan layar si mesin tiket. Bisa dilihat di sini.

Naik-Turun Stasiun dan Kereta

Stasiun Metro ada di mana-mana dan biasanya tak jauh dari objek-objek wisata terkenal. Pintu masuknya (tangga turun menuju stasiun) ditandai dengan tiang bertuliskan M, METRO atau gapura bertuliskan METROPOLITAIN.

Berhubung kebanyakan stasiun tak memiliki eskalator, jadi bersiaplah naik-turun tangga seharian.

Selalu perhatikan papan informasi dan petunjuk arah yang ada di dalam stasiun. Walaupun ditulis dalam bahasa Perancis, semua simbolnya mudah dipahami kok.

Dua istilah penting:
Billet = tiket
Sortie = keluar

Untuk memasuki peron, masukkan tiket ke slot mesin gate barrier dan jangan lupa mengambilnya kembali untuk berjaga-jaga jika diperiksa dadakan di dalam kereta. 

Peta Metro terpajang di dinding stasiun di dekat loket dan di setiap peron. Untuk memudahkan, selalu pelajari rute yang akan digunakan. Biasanya, setiap pagi sebelum keluar hostel, saya akan menghapalkan rute hari itu. Begitu keluar, cukup mengandalkan peta di stasiun. Kenapa? Menghindari jadi sasaran empuk copet. Membuka-buka peta di tempat umum seringkali membuat kita lengah atau tampak seperti turis yang kebingungan.

Paris mungkin didapuk sebagai ibukota fashion dunia, namun soal armada metro, MRT di Singapura justru lebih chic dan modern. Sebagian kereta Paris Metro tampak lebih tua dibandingkan yang lain. Untunglah, soal kebersihan masih tergolong lumayan.

Oya, perhatikan juga pintu keretanya. Ternyata, ada sebagian pintu yang tidak otomatis terbuka. Jika terdapat pegangan semacam tuas di pintu kereta, maka ingatlah untuk membuka sendiri pintu kereta saat masuk dan keluar. Jangan seperti saya yang dengan pede-nya diam menanti dan hanya bisa panik kebingungan saat pintu tak kunjung terbuka. Untunglah ada penumpang yang sigap membukakan di detik-detik terakhir sebelum kereta berjalan!

Awas Copet!

Setali tiga uang dengan KRL di Jakarta, Paris Metro adalah sarang copet. Sialnya, turis Asia menjadi sasaran empuk. Kenapa ya? Sekece apa sih komplotan copet di Paris? Bisa dibaca pengalaman saya mengejar copet bersama polisi di Bertualang dengan Paris Metro

Jadi, jangan kaget apalagi marah kalau mendadak ada penumpang lokal yang memperingatkan kita soal copet. Kok kaget? Karena dengan cuek dan entengnya mereka kerap memberitahu kita dengan cara-cara "tak biasa". Misalnya, berteriak-teriak, menunjuk-nunjuk, bahkan memukul-mukul tas kita! (Ehm..sabar yaa J)

Terakhir, ride the metro like the Parisian do: in STYLE!


*Semua harga yang tercantum hanya sebagai patokan, dapat berubah di kemudian hari

***

No comments:

Post a Comment