| Ditulis untuk #InggrisGratis Blog Competition ~ FINALIST |
“Kalau lagi jalan-jalan, lo suka ke club gak?”
“Wah, enggak”
“Sukanya kemana?”
“Gue sih yang penting ada taman”
“Terus?”
“Ya tinggalin aja gue di taman. Udah bahagia kok”
“….”
Ya, saya paling bahagia saat berada di taman.
Ketika sebagian besar memilih wisata museum, mall
atau hiburan malam saat berlibur, saya memilih wisata taman. Park hopping istilah kerennya. Tapi percayalah,
saya tidak bermaksud mengoleksi selfie
di antara bunga-bunga sambil memegang topi lebar berpita ala foto studio di
tahun 80-an.
Kenapa saya kecanduan taman? Singkat saja,
Jakarta kurang taman! Dan ya, masa kecil saya tak pernah melibatkan memori
tentang menghabiskan sore ditemani angin sepoi-sepoi dan rerimbunan pohon
sambil berkumpul bersama keluarga. Mau gelar tikar di mana? Jakarta kala itu masih
minim ruang terbuka hijau yang layak. Kalaupun ada, wajahnya seadanya, tak
terawat dan minim penerangan. Reputasinya? Di siang hari menjadi pelarian
anak-anak yang bolos sekolah, dan di malam hari sukses menjadi TKP pacaran
abang-abang, tempat nongkrong perempuan jadi-jadian dan sejenisnya.
Sebenarnya, ada sebuah taman yang cukup terkenal di akhir
tahun 80-an dan awal 90-an. Apa lagi kalau bukan taman bunga di Cibubur. Peruntukannya? Lokasi syuting video klip! Mulai dari video klip lagu daerah, anak-anak, dangdut hingga pop, semua
dipersembahkan oleh Taman Bunga Wiladatika Cibubur. Ah, andai dulu sempat
berpiknik ke sini, mungkin saya bisa bertemu duet maut Rano Karno dan Ria Irawan saat syuting.
Kini, tiap kali menginjakkan kaki di tempat
baru, insting berburu muncul seketika: "Taman mana taman?" Bisa
dipastikan, tiap kali menemukan taman saat menjelajah kota, kaki ini memutuskan
untuk mampir. Kebiasaan yang (untungnya) sudah dimaklumi teman-teman
seperjalanan. Ya, sebuah upaya menebus masa kecil kurang romantis.
Puncak perburuan saya tentunya London, Kota
1.001 Malam...eh, Taman. Kali ini, pepatah yang bilang “Rumput tetangga
lebih hijau daripada rumput sendiri” adalah BENAR sebenar-benarnya.
Faktanya, London punya lebih dari 3.000 ruang terbuka hijau yang
menjadikannya salah satu kota terhijau di dunia! Itu berarti sekitar 40 persen
dari total luas area ibu kota Inggris tersebut. Jakarta? Tak sampai 10 persen
saja.
![]() |
Lepaskan penat di Regent's Park, dekat 212B Baker Street sambil berkhayal sedang asik mengupas kasus rumit bersama Sherlock Holmes (Photo Credit: Robin Wylie, www.timeout.com) |
Ah, bayangkan betapa bahagianya saya di London.
Ada delapan taman kerajaan (Royal Parks) yang tersebar di London. Kabarnya, taman-taman ini
dulunya lokasi wisata berburu bagi anggota kerajaan. Tenang saja, tak perlu
kuatir dengan peluru nyasar, Royal Parks
telah berubah wujud menjadi tempat rekreasi yang aman dan terbuka bagi siapa
pun. Darah biru atau pun merah.
![]() |
Kecantikan Hyde Park dan Danau Serpentine yang dihiasi angsa-angsa anggun (Photo Credit: www.travelsort.com & www.wikipedia.org) |
Salah satu yang terbesar dan tersohor adalah Hyde Park yang punya pojokan unik—Speakers’ Corner—area permanen yang
dilegalkan sebagai mimbar bebas untuk berpidato atau debat. Yang mau
mengeluarkan unek-unek, protes dan berdemonstrasi, di sinilah tempatnya. Mungkin
saya bisa protes kenapa Adele dan Coldplay belum juga menyambangi Indonesia?
Saking luasnya taman yang satu ini, Hyde Park jadi lokasi langganan
konser-konser akbar. Sebut saja Queen, The Rolling Stones, Bon Jovi, hingga
Blur pernah menggelar konser di sini yang disesaki hingga ratusan ribu orang. Termasuk
konser amal Live 8 di tahun 2002 yang sekaligus menjadi ajang reuni Pink Floyd.
Tepat di sebelah Hyde Park, masih ada taman kerajaan lain
yaitu Kensington Gardens. Ini dia
target utama saya. Masih ingat internet meme edisi Johnny Depp dan anak kecil nangis di bangku taman yang hilir mudik
di jejaring sosial Path? Nah, adegan dari film “Finding Neverland” itu
berlokasi di Kensington Gardens!
![]() |
Atas: Johnny Depp & Freddie Highmore versi masih imut Bawah: "J.M. Barrie" bertemu "Michael" di Kensington Gardens (Photo Credit: Finding Neverland Facebook FanPage) |
Jadi, Finding Neverland yang dirilis tahun 2004 ini adalah
salah satu film favorit saya sepanjang masa. Kenapa? Karena buat saya, di
sinilah Johnny Depp terlihat paling ganteng! (Ya, alasannya agak cetek memang).
Di luar itu, tanpa kehadiran tokoh yang super antagonis ala sinetron Indonesia
atau pun konflik super dramatis ala opera sabun, film ini tetap sukses menghibur dan membuat saya meneteskan air mata.
Ceritanya berdasarkan kisah nyata J.M. Barrie (Johnny Depp), seorang penulis
drama asal Skotlandia yang menciptakan karya legendaris Peter Pan. Kisah
seputar karakter anak laki-laki yang bisa terbang dan tak pernah dewasa ini terinspirasi
dari persahabatan Barrie dengan empat anak laki-laki bersaudara (George, Jack,
Peter dan Michael Llewelyn Davies) yang tak sengaja ditemuinya saat asik
bersantai di Kensington Gardens. Ketebak dong Peter Pan terinspirasi dari anak
yang mana? Yup, Peter (Freddie Highmore)—anak gemesin yang meneteskan air mata di bangku taman bareng
Johnny Depp.
Nah, kenapa sebetulnya hari itu Peter tersedu-sedu? Pastinya
bukan karena tak diperbolehkan menonton konser The Rolling Stones di Hyde Park.
Penasaran? Silakan memburu DVD-nya.
Kembali ke Kensington Gardens. Mau apa saya di sana jika
kelak bisa terbang ke London lewat “Ngemil Eksis Pergi ke Inggris”? Ah,
tentunya berburu bangku taman yang diduduki Johnny Depp dalam film! Tak mau kalah, terlintas ide membuat internet meme versi baru. Yuk ah Mister Potato dan @aMrazing,
mari kita ciptakan versi baru yang lebih dramatis!
![]() |
Alkisah, Peter Pan terbang dari kamarnya menuju Kensington Gardens. Nah, ini dia. (Photo Credit: www.royalparks.org.uk) |
Puas berfoto dan mencari ide, pemberhentian selanjutnya adalah bertemu langsung Peter Pan dan geng-nya. Eh? Jangan keburu bingung, yang saya maksud adalah patung perunggu Peter Pan yang ditemani
para peri, tupai, kelinci dan tikus-tikus kecil. Patung yang didirikan tahun 1912 ini merupakan ide dari penulisnya, J.M. Barrie, untuk menghidupkan dunia khayalan ciptaannya. Yang tak boleh dilewatkan tentunya, berfoto bareng Peter Pan!
Selepas itu, wajib hukumnya berkunjung ke Kensington Palace. Jauh-jauh dari Jakarta, tak sopan
rasanya tak menemui tuan rumah. Orang Sunda bilang, “pamali”! Siapa sih
tuan rumahnya? Siapa lagi kalau bukan pasangan William dan Kate, Duke and Duchess of Cambridge. Ya,
Istana Kensington adalah kediaman resmi Pangeran dan Putri Inggris itu. Cuma
satu dilemanya: jam berapa Will dan Kate ada di rumah?
Ah, kaki ini sudah gatal rasanya menjelajah ratusan hektar
taman di London. Selain Hyde Park dan Kensington Gardens, London masih punya St. James’s Park, Regent’s Park, Greenwich
Park, serta Hampstead Heath yang masuk
kategori must-see. Dan siapa bisa
menolak bersantai di Green Park yang
punya pemandangan megah Buckingham Palace?
Singkatnya, saya mau semuanya. Oh, sungguh Di-Le-Ma-Tis.
![]() |
Patung megah Queen Victoria yang menghiasi halaman depan Kensington Palace. Ehm, Prince William di mana ya? (Photo Credit: www.royalparks.org.uk) |
-------------------
Ruang terbuka hijau di area perkotaan
padat macam Jakarta dipercaya tak cuma meneduhkan, tapi juga menyehatkan warganya, lahir dan
batin. Deadline menghantui? Daripada stres dan depresi, luangkan saja waktu untuk
bersantai di taman.
"Parks
and other pedestrian places are essential to a city's happiness.
Public space
is for living, doing business, kissing, and playing.
Its value can't be
measured with economics or mathematics;
it must be felt with the soul”
(Enrique Penalosa)
Setuju? Mr. Penalosa adalah mantan walikota
Bogota di Kolombia sekaligus perencana tata kota terkenal yang sukses mengubah wajah Bogota yang tadinya garang menjadi kota yang humanis. Jasanya termasuk mengembangkan serta menambah jumlah ruang terbuka hijau (plus merintis transportasi massal TransMilenio yang diadopsi pemerintah Jakarta menjadi Transjakarta). Menurutnya, kehadiran ruang
terbuka hijau bisa membahagiakan warga kota loh!
Nah, pilihan saya tepat rupanya. Sudah terbayang
bahagianya duduk manis di tepi Danau Serpentine di Hyde Park, ditemani alunan lagu
“Autumn Leaves” Ed Sheeran, sambil menikmati
warna-warni dedaunan yang berguguran. Menatap langit kota London yang seolah
memendarkan keindahan mistis. Sebuah gambaran sempurna yang selama ini hanya
tersaji indah di kalender.
Ini dia selfie idaman yang ingin saya wujudkan di London kelak:
![]() |
Autumn in London (Photo Credit: Francesco Gernone, www.timeout.com) |
Mendadak saya teringat satu album dari band asal Inggris,
Jamie Scott and The Town yang bertajuk Park
Bench Theories. Walaupun tak pernah tahu apa maksud dari judul unik itu, saya selalu menyukainya. Dan kini, seolah bohlam lampu baru saja
menyala di kepala saya..muncul pencerahan!
Hey, mungkin ini yang dimaksud dengan Park Bench Theories alias Teori Bangku Taman:
“What do you do when life gets crazy?
Go out, sit back, relax, and just enjoy the view. Life is indeed..beautiful
”
I’m in London, Baby!
***
NOTE:
Competition is closed. Didn't make it to England, yet happy to be in the Finalists shortlist. Cheers!
No comments:
Post a Comment