| Bagian 3 #Eurotrip, Maret 2014 |
Sedikit lupa ternyata bisa berefek panjang: reservasi tur hangus, terpaksa reservasi ulang walau mepet, cari-cari jalan sambil menggigil kehujanan, telat pula!
Semua demi apa?
Percayalah, foto ini ada berkat 2 petugas front desk yang manis dan baik hati.
Alkisah, sebagai penggemar berat tenis (dan Rafael Nadal) saya terobsesi mengunjungi
Roland Garros, stadion tempat dilangsungkannya turnamen Grand Slam French
Open. Sebuah obsesi yang menjelma menjadi misi maha penting: #RoadtoRolandGarros
Di luar jadwal turnamen, Roland Garros
menawarkan guided tour selama 1 jam. Cukup merogoh kocek €10,50 (paket tour + museum = €15,50) dan membuat reservasi lewat
email atau telepon. Saking niatnya, saya sudah membuat reservasi seminggu
sebelumnya sejak masih di Jakarta. Tuliskan nama, nomor telepon, jadwal tur yang dipilih
dalam email dan voila! saya pun terdaftar dalam tur Sabtu 22 Maret 2014 jam 15.00 (Tur dalam bahasa Inggris tersedia di jam 11.00 & 15.00. Jadwal lengkap bisa dilihat di sini).
Singkat cerita, pada hari H saya terdampar jauh dari Roland
Garros, tepatnya di tepi danau Chateau de Versailles. Kok bisa? Sederhana saja.
Di kepala saya, sore yang cerah itu adalah Jumat, 21 Maret.
Sial.
#RoadtoRolandGarros
ternyata tak semulus yang dibayangkan.
Hari sudah berganti, tepatnya jam 00.30, saat saya tersadar. Sedikit hopeless,
saya merancang email baru meminta reservasi ulang dengan alasan ‘ketinggalan
kereta’. Oh well. Harapannya, saya
bisa mengikuti tur sore itu (Minggu) jam 15.00. Tak ada pilihan lain mengingat
esok pagi-pagi sekali saya harus berpindah ke Amsterdam.
Sambil menanti balasan email, pagi itu saya putuskan
berkeliling di seputar Montmartre (dekat hostel) agar bisa kembali ke hostel
selepas makan siang untuk mengecek email (selama di Paris saya mengandalkan
free wifi di hostel).
Semesta ternyata sedang berbaik hati. Tepat jam 14.00 saat
kembali ke hostel untuk menaruh belanjaan souvenir, saya membaca email
konfirmasi mengenai tur sore itu. Mepet sebenarnya, tapi dengan optimisme tinggi saya bergegas
menaiki metro, yakin akan tiba maksimal 45
menit kemudian. Setibanya di stasiun tujuan, saya masih harus berjalan kaki menembus hujan sambil mencari-cari lokasi Stade Roland Garros. Akhirnya saya sukses tiba di front desk Museum Roland Garros jam.....15.20.
Lagi-lagi sial.
![]() |
Welcome to Roland Garros! A must-see for all tennis fans |
Setelah meyakinkan petugas perempuan di front desk bahwa saya tak keberatan kehilangan durasi tur selama
setengah jam, kami pun berkeliling mencari rombongan tur. Berhasil? Gak banget.
“I think they’re
inside the court now..”
“Can we go there?”
“ I don’t have the access card to open the door. I’m sorry..”
“Ah..can I just join the next tour at 5 o’clock, then?”
“It’s in French”
“That’s okay”
“I don’t know yet. If we have other participants to join, then we will do the
tour”
“....”
Untunglah saya bisa berkeliling Musee de la Federation
Francaise de Tennis atau Museum Roland Garros sambil menunggu. Dari lebih 150 museum yang tersebar di kota Paris, inilah satu-satunya museum yang saya masuki. Museumnya tak terlalu besar, menampilkan perjalanan sejarah serta memorabilia mengenai turnamen French Open dan Roland Garros. Yes, Roland Garros IS a person.
![]() |
Monsieur Roland Garros: pioneer di dunia penerbangan, pilot tempur di Perang Dunia I dan pahlawan kebanggaan Perancis. (Dan selama ini saya mengira ia adalah petenis!) |
![]() |
Searah jarum jam: Trofi French Open, baju milik petenis legendaris Steffi Graff, sepatu hitam Jo-Wilfred Tsonga (Perancis), serta raket Rafael Nadal (Juara French Open 9 kali) |
Tepat jam 17.00 saya mendapatkan kepastian. Tak ada lagi tur hari itu karena tak ada pengunjung lain yang mendaftar. Apes. Petugas front desk pun akhirnya mengembalikan uang tur yang sudah saya bayarkan sehingga
saya hanya membayar tiket masuk museum (€8).
Mungkin wajah saya saat itu agak memelas. Sendirian pula. Entahlah. Yang pasti, kedua
petugas front desk yang saya tebak masih berumur awal 20-an itu berbaik hati membolehkan
saya masuk ke Philippe Chatrier Court—lapangan untuk
pertandingan Final—tanpa tambahan biaya!
Ditemani petugas yang berbeda, saya pun berkeliling Centre Court, trainers room (tempat pemain dan pelatih bersiap-siap sebelum pertandingan) dan
lorong tempat pemain dan penonton VIP memasuki lapangan. Tak sepanjang durasi guided tour tentunya, 25 menit saja. But hey, saat itu seluruh lapangan otomatis
menjadi milik saya seorang dan saya pun bebas mengobrol serta berfoto.
“Can I take pictures
in here?”
“Yes, of course. That’s why I’m here, so I can help and take your pictures!”
Ini baru namanya private tour J
![]() |
Kanan atas: VIP only and yes..Leonardo DiCaprio was here!
Kiri bawah: Wall of Fame, foto dan tanda tangan setiap petenis yang berlaga di French Open
|
Ah, terima kasih
Semesta. Mission accomplished!
****
Tertarik mengunjungi Stade Roland Garros?
Gunakan metro koridor 10 (Gare d'Austerlitz - Boulogne Pont de St-Cloud). Ambil jalur yang mengarah ke Boulogne Pont de St-Cloud, turun di stasiun Porte d'Auteuil dan lanjutkan dengan berjalan kaki 10 menit menuju Stade Roland Garros. Ikuti saja petunjuk arah yang ada.
Masuklah dari gerbang Porte des Mousquetaires menuju Musee de la Federation Francaise de Tennis untuk membeli tiket guided tour/museum (jangan lupa membawa print out konfirmasi reservasi)
Perjalanan pulang sedikit berbeda karena metro koridor 10 yang digunakan menuju Roland Garros tidak lagi melewati stasiun Porte d'Auteuil saat menuju arah sebaliknya (Gare d'Austerlitz). Karena itu, berjalanlah ke stasiun Michel-Ange Auteuil (tak jauh setelah stasiun Porte d'Auteuil) yang merupakan stasiun transit. Naik metro koridor 9 arah Pont de Sevres dan turun di stasiun Michel-Ange Molitor (pemberhentian pertama). Nah, dari sini pindah kembali ke metro koridor 10 arah Gare d'Austerlitz dan teruskan perjalanan ke tengah kota Paris sesuai keinginan. Ribet? Sedikiit J
Oya, jika melihat peta metro, stasiun Porte d'Auteuil terletak jauh di bawah (di perbatasan terluar kota Paris). Karenanya, luangkan waktu cukup banyak jika harus melakukan transit beberapa kali. Ingatlah, semakin jauh letak stasiun dari tengah kota maka semakin besar jarak waktu kedatangan antar kereta (8-10 menit dari biasanya 3-4 menit).
Jangan lupa kunjungi juga taman Jardin des Serres d'Auteuil (Botanique de la Ville de Paris) yang terletak beberapa meter saja di sebelah Stade Roland Garros. Tak cuma cantik, taman botani ini punya koleksi tanaman langka, rumah-rumah kaca dan bangku-bangku taman untuk piknik. Perfect! ♥
*Harga berlaku pada tahun 2014. Dapat berubah di kemudian hari
***
No comments:
Post a Comment